Monday, May 14, 2012

Wisata Bioskop: The Raid



The Raid is an Indonesian action movie made by company who brought Merantau film in 2009, directed by Gareth Evans, starred by Iko Uwais, Yayan Ruhian, Joe Taslim, Verdi Solaiman, and support by many fighter.

The Raid has become a phenomenal Indonesian film in 2012. This film is the first Indonesian film that: 1) Globally released, first step in March 23rd, released in US, UK, Australia and Indonesia. Then followed in more than 50 countries in I guess 4 continents, I think there are no countries in Africa which show The Raid (cmiiw). 2) First film that make comic after the film, not film that came from comic or novel.

Why I’m interested in The Raid? Like I said in The Raid Gala Premiere, for me The Raid is a MEGA film, stand for M= me, I feel that this film is about me, my martial art friend, and identity of Indonesia, cause it bring Silat, martial art from Indonesia. E= enormous, this is something big for Indonesia. G= global, globally released! A= action, many media and person who said that The Raid is the best action movie ever. It looks so real, real body contact.
Up to now (May, 14th ) in US, The Raid which name The Raid: Redemption, has earn $ 4 million. That is 4 times of the capital need to make this film. And highest reach in US box Office is on 11th position.

I was lucky to get invitation for The Raid Gala Premiere. I get many invitations to came to a film premiere before, but nothing like The Raid. Other films just invite the cast and crew, media, take pictures and interviewed. But in The Raid Gala Premiere, they have Silat performance, they have more organized one, they bring film properties to the venue, like the riot van, doors, and other props. They also have special interview session for winners of twitter quiz like me. Yes, I get the invitation by battle in the twitter, quite a hard effort to win, pfhiuhh.


From this movie, I got a new community, big community! Now I friends with the fans of The Raid and other Merantau Film movie,it calls Perantau, friends with some of the casts and crew, and friends with other moviegoers community. So happy with that, more friends, more colorful life I have.


Now about the title, I put Wisata bioskop or Movie Tourism. Until today, May 14, 2012, I watch The Raid 9 times, in 5 different theaters. From high class theater to only 10 thousand rupiah theater -just about $ 1.05 or half price of McDonalds Big Mac-. I love to see how other people react to see the scenes, the fight, the stab, the death scenes of the characters that each one has “cool” way to die, funny scenes. Sometimes the audience praise the god, or swearing with four letter words whether in English, Indonesia, or local language, or laugh, feel sad and clap their hands too.

Big rumor just became reality, today Merantau Film announce will bring the film with Mike Shinoda score, also with English subtitle to Indonesia. That is awesome remembering that many expatriate lives in Jakarta and Indonesia who wants to see the film too. Let’s wait for the news ahead.

*The Raid banner taken from kaskus, you can find more news, discussion and review about The Raid there in kaskus, especially this thread --> click here


Friday, February 24, 2012

Catatan Perjalanan Jogja-Dieng 3-4 Des 2012

Disepakati kumpul di terminal Jombor jam 8 pagi max jam 9 pagi. jam 8 saya dan deli sudah sampai di terminal, berturut2 kemudian datang sabi dan husnay. eka datang terahir karena kelamaan mandi haha.

Kemudian naik bis jurusan semarang dan turun d terminal magelang, ongkos 7 ribu (atau 8rb?)Sambil menunggu teman2 deli meluncur dari jogja, husnay pun sarapan.
Setelah rombongan kedua datang, segera mengarah naik ke bis mikro jurusan wonosobo. ongkos 15 ribu. Dalam perjalanan, bis menjemput jack item yang menunggu di armada, (dekat) RSJ. hampir terlewat karena kondekturnya lupa.

Perjalanan panjang menuju wonosobo penuh dinamika, dari penuh nya angkot maka beragam tingkah dan "bau" pun menyeruak disini. Dari bau anyir darah (sepertinya ada penumpang yg lagi "datang bulan") lalu bau keringat
Hujan turun dengan lumayan deras dan menambah dingin bis tanpa ac tersebut. apalagi nasib teman2 yang duduk d bangku belakang cukup terkena efek angin semilir


Akhirnya sampai di terminal wonosobo dengan derai hujan. sebagian rombongan setor dulu ke toilet, anggota rombongan lain ngemil gorengan, lontong , kelaparan ceritanya.

Untuk naik ke dieng ada alternatif sewa angkot, dan jumlah personil rombongan 10 orang dan harga dibuka oleh "calo" angkot dg ongkos 150rb. Tawar menawar terjadi dengan sengit, dan disepakati di angka 125ribu (so 1 orang 12.5 ribu). Sembari terguncang2 di angkot, kegiatan lainnya adalah ngemil dan becanda :D

Sekitar pukul 2 siang, sampailah kami di penginapan bu djono yaitu meeting point yg disepakati dan bingung karena tak satupun temen-temen berada di sana. Sambil berusaha menghubungi temen2 lain (sinyal susah & banyaknya nomor tdk aktif dari teman-teman) kamipun pesan makanan.

Akhirnya husnay sukses menghubungi garayy (cmiiw). setelah tenang, kami pun makan dg lahap,indomie rebus, setengah porsinya adalah kol!


Lanjut menuju penginapan, disana temen2 sudah duduk manis main PS hahaha



nampak penjaga homestay berfoto. eh salah, itu kadal :p
Lantai 1 homestay adalah toko pupuk dan sejenisnya, jadi pengen beli pupuk buat taneman tin dan bunga wijaya kusuma ku

Next, mulai jalan-jalan...





Sampai di komplek candi Gatotkaca, kemudian around around komplek candi.

Kemudian perjalanan pulang, beli martabak dulu, saya pesan 3 loyang martabak manis alias terang bulan. Kemudian teman lain pesan 2 atau 3 porsi juga. dan ludes dalam sekejab! Saat makan malam saat yang dinanti, dengan semangat kita memandang lauk ayam dll. tapi ternyata? ayamnya super alot hahaha. Oke bed time, buat yang mau tidur.sebagian main PS atau curhat haha

Pagi hari disepakati akan menikmati sunrise, perjanjian awal yang ikut harus bangun jam 4, lalu jam 4.15 brangkut. tapi itu teori saja, prakteknya baru berangkat sekitar jam 4.45,

Sekitar 12 orang berada di pick up, dan terguncang-guncang dalam keremangan pagi.
ketika trekking, awalnya saya berjalan tepat di belakang pemandu yang adalah mas-mas yang akan berjualan di atas.
sekitar 10 menit berjalan masih bisa mengikuti ritme kecepatannya. tapi kemudian tumbang juga. satu demi satu rombongan menyusul saya.

Nafas tersengal-sengal, disertai betis dan tumit yang mulai menegang adalah bayaran untuk mencapai puncak bukit. Setelah puas,puas foto-foto maksudnya, kita lalu menuruni bukit, perjalanan cukup ramai dengan kegiatan snap a picture, beda dengan pas naik bukitnya :D



Sampailah kami di kaki bukit, markipi, mari kita ngopi. Kopi, pop mie, energen dan sagon adalah menu kami.

Lanjut ke sasaran selanjutnya, telaga sikunir.

Lalu kembali k homestay untuk makan. thx to the girls yang udah masak nasi goreng

Setelah energi terisi, lanjut jalan kaki ke telaga warna

Naik ke bukit, kata si kukuh si ga tinggi kok, landai tapi aga jauh. ternyata mah sama aja tinggi haha. sesi foto-foto donk lanjut. Setelah turun bukit kemudian ke tepi telaga warna. Saat pulang rombongan terpisah, sebagian ingin makan mie ongklok, sebagian pulang ke homestay. Lanjut beli oleh-oleh khas Dieng, beli Purwoceng yaitu sejenis obat penambah stamina yang adalah titipan teman dan manisan buah Carica.

Sekitar jam 2 siang, temen2 rombongan jakarta pulang, 1 jam kemudian rombongan jogja.
So long dieng....I will be back