Friday, March 30, 2007

Food Bazaar

From 2-5 April 2007, Ministry of Industry/Departemen Perindustrian held an exhibition/Bazaar again, this time is about food. So brands such as Indofood, You C 1000, Ocorn, Coca COla, and so on will be in the bazaar.

well i hope the price is good, so we can shop for supllies he he he

Wednesday, March 21, 2007

Pottery Exhibition

From 20-24 March 2007, on Ministry of Industry Building, JL Gatot Subroto kav 52 South Jakarta, we, the ministry, held a Pottery and PLaiting product exhibition, open 9.00-16.30.

Ughh this kind of exhibition make me want to buy something. Yesterday, when i check on it, i find something interesting, a wind chain, a pottery made, cute, about IDR25,000 i think i will buy it he hee

come and see it guys

Thursday, March 15, 2007

The Tragedy

Ahhh gara-gara main TC sampai pada taraf kecanduan, mengakibatkan ku tidak "sempat" mengupdate blog ini. Tapi karena round telah berakhir, akhirnya bisa kembali ke kehidupan biasanya.
Bahkan ketika hal2 besar dan penting terjadi:

1. tentang java jazz festival 2007 yang akhirnya ku tonton sendirian. smoga kapan2 bisa bikin post tentang ini.

2. tentang tragedi meledaknya pesawat Garuda yang menewaskan mantan rektorku Bpk Koesnadi Hardjosoemantri dan dosenku Bpk Masykur Wiratmo.

Secara pribadi memang ku tidak pernah ketemu pak Koesnadi, namun secara kelembagaan, UKM ku dulu, Koperasi "KOPMA UGM" sangat berhubungan erat. Bertahun-tahun Pak Koesnadi menjadi penasehat kami. Cuma satu kata tentang beliau, baik.

Kemudian tentang pak Masykur, tahun 1999 di semester ganjil, ku mengambil mata kuliah Ekonomi Pembangunan I yang diampu beliau. Kemudian tugas kuliah kami adalah membuat paper dan sekitar bulan November para mahasiswa harus ketemu beliau untuk konsultasi tentang papernya.

Saat itu karena ku akan k Bali bersama rombongan KOPMA UGM untuk suatu seminar (dan sekalian piknik) maka ku mengirimkan e-mail jauh2 hari untuk meminta beliau mengatur jadwal konsultasi agar tak berbenturan dengan jadwalku k Bali.

Kalo dipikir aneh2 saja ya aku ini he he. Dan ternyata beliau pun membalas email itu, sayang account email itu telah mati jadi ku ga bisa lihat email itu lagi. Dan email itu adalah email pertama yang aku kirim dan email pertama yang dikirim ke aku!

Dan akhirnya ku dapat nilai A- untuk paper itu, Paper tentang Hutang Luar Negeri Indonesia, masih inget banget ngubek2 majalah Prisma dari tahun baheula.
Ahhh kenangan yang unikk....

Berikut ini dokumen dari milis yang ditulis oleh Pak Edhi Purnawan, dosen FE UGM

1. Cerita dari Pak Dien Syamsudin, Ketua PP Muhammadiyah:
Setelah Pak Dien sampai di depan Pintu Pesawat Darurat, beliau sempat menengok ke belakang. Apa yang dilihatnya? Pak Masykur malah mempersilahkan orang lain keluar duluan.
Sewaktu pesawat sudah berhenti dan tidak goyang lagi, semua orang yang di bagian depan, termasuk Pak Dien, secara tertib tapi cepat tidak panik -- ref: Pak Suwarjono), keluar satu2 lewat pintu darurat yang sudah miring mendekati tanah. Jadi tinggal loncat tidak tinggi.

Pa Masykur malah masuk lagi dari koridor tengah pesawat, nyelinap di salah satu baris kursi dan mempersilahkan yang di belakangnya untuk keluar duluan. Bisa jadi, dia sudah dibelakang Dien, lalu mbalik dan masuk ke row di antara kursi-kursi untuk menolong Prof Koesnadi (karena Prof Koesnadi agak lambat keluar dari kursinya) dan penumpang yang pingsan.
Begitu yang lain sudah keluar dan sebagian yang di depan ada yang pingsan (kemungkinan karena nyedot asap, termasuk Alm sepupuku di nomer 5E, Toto Yulianto Dwi Laksono), Pak Masykur sibuk nolongin orang-orang ini. Namun kemudian pesawat meledak dan terbakar. Jenazah2 yang ditemukan, numpuk di sekitar nomer 5 dan 6 ini. Pak Masykur salah satu di anataranya.

2. Cerita Prof. Suwarjono, Dosen FEUGM.
Beliau duduk di deretan nomer 8. Di deretan depannya (No.7) ada Alm Pak Koes, Pak Dien; dan di nomer 6 ada Alm Pak Masykur, nomer 5 ada Alm saudaraku. Jadi, Pak Jon (Suwarjono) deket saja dengan para korban itu. Beliau bilang, keadaan setelah pesawat stabil berhenti: gelap, berasap, tapi masih bisa melihat ruangan sekeliling namun pintu darurat sudah membuka dengan sendirinya. Pak Jon lalu dengan tertib bersama dengan penumpang lain berderet menuju pintu darurat (Kata Pak Jon: dilakukan tidak dengan panik bahkan tertib).

Pak Jon juga bilang, jarak waktu antara loncat dari pesawat sampai ada ledakan lebih dari 10 menit. Bukankah ini waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri keluar dari pesawat seandainya dia dalam keadaan tidak pingsan (sadar)?
Pak Masykur sadar sepenuhnya dan seperti kata Pak Dien, malah berusaha menolong orang lain lebih dulu. Dia masuk dari koridor ke salah satu ruang di antara kursi2 dan menyilahkan yang lain untuk keluar lebih dulu.

Setelah itu, Pak Suwarjono tidak melihat Pak Masykur lagi.

3. Cerita adik Kandung Alm Pak Masykur: Pak Arief Setyawan dari Brawijaya.
Setelah lama dicari di seluruh RS di Jogja dan tidak diketemukan (kami dosen2 FEUGM scr bersama2 dan/ bergiliran nge-cek dan menunggui di depan ruang forensik di beberapa RS di Jogja) dan tidak dapat teridentifikasi (termasuk ring di saluran menuju jantungnya sudah dicoba dites secara magnetik tapi sulit/gagal dikenali, AKHIRNYA di hari kedua Bu Masykur ingat bahwa Alm Pak Masykur pernah menambal
gigi samping kanan bagian dalam (orang FKG bilang ini gigi nomer 6).

Lalu, melesatlah Pak Arief ke bagian Forensik RS Sarjito. Namun Tim Forensik Sardjito memerlukan bukti otentik. Akhirnya, Pak Arief cabut ke RS Panti Rapih yang menambal gigi Pak Masykur di akhir tahun 1999 (November). Setelah mendapat bukti legal dari RS Panti Rapih, maka meluncurlah Pak Arief ini ke ruang Forensik RS Sarjito membawa bukti.

Setelah dipastikan bahwa ada satu jenazah dengan rekam gigi bagian kanan belakang yang sama persis dengan ciri2 yang disebutkan oleh RS Panti Rapih ini (tambalan gigi dengan amalgam), maka terbukalah tabir tertutup selama hampir dua hari itu. Lalu, Tim Forensik yang terdiri dari para dokter di RS Sarjito dan juga dari pihak Kepolisian
melakukan rapat (mestinya untuk tujuan kehati-hatian) , dan pada akhirnya dari rapat itu diputuskan bahwa jenazah dengan rekam gigi no 6 yang memakai tambalan amalgam itu adalah Alm Dr.Masykur Wiratmo, M.Sc. Anggota Tim Forensik Sarjito semuanya membubuhkan tanda-tangan dalam dokumen akhir proses identifikasi itu. Itulah satu-satunya bukti bahwa jenazah itu adalah dosen kita, Pak Maskur Wiratmo.

Ketika itu pula keluarganya langsung diijinkan untuk mengurusnya (kepastian waktu identifikasi (hasil rapat dll) ini kurang lebih sekitar jam 4 sore hari Kamis).

4. Cerita dari Driver yang mengantar Alm Pak Masykur menuju Cengkareng dan dari beberapa hadirin dalam rapat PP Muhammadiyah di Jakarta.
Selasa itu acara Pak Masykur adalah memberi pengarahan kepada jajaran rektor dari seluruh Universitas Muhammadiyah di Indonesia. Dalam pidatonya yang seharusnya berisi mengenai bagaimana manajemen Universitas Muhammadiyah di Indonesia yang baik (karena Alm Pak Masykur adalah Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah) , ternyata pidatonya malah berisi layaknya pengajian agama. Sampai-sampai, para Rektor Univ Muhammadiyah dari seluruh Indonesia ini terheran-heran.
Kok malah mereka dinasihati oleh Pak Maskur tentang perjuangan yang ikhlas di Muhammadiyah? Para Rektor itu pada bertanya-tanya. ..ada apa ini?

Kemudian, Rabu pagi, ketika sopir dari penyelenggara acara mengantarkan Pak Masykur ke bandara Soekarno-Hatta, untuk kembali ke Jogja (kecelakaan itu), di jalan tol, menurut cerita driver itu, berkali-kali Pak Masykur bilang..."Setelah ini saya mau beristirahat yang tenang...
Setelah ini saya mau beristirahat yang tenang..."
Begitu cerita driver dari penyelenggara acara tersebut.


Dan, kita semua telah tahu, dosen kita, kolega senior saya di FEUGM, telah berpulang ke rahmatullah di bandara Adisucipto Jogja pada Rabu pagi itu. Beliau telah dijemput oleh Malaikat Izroil untuk beristirahat selama-lamanya. ..


Farewell, may you rest in peace.amin

Sempat terpikirkan, "jika Tuhan menghendaki" ketika diriku terbujur kaku dan susah teridentifikasi *naudzubillah-semoga tidak terjadi* maka dengan keadaan gigiku, mungkin akan lebih mudah dikenali....

Blessing in disguished of something bad about our teeth :D