Ahhh ga sabar nih nunggu hari ahad, di hari itu ku akan pergi ke Yogyakarta dengan misi tugas kantor menghadiri pembukaan training. Hari senin, 8 januari 2007 kantorku,
JICA bekerja sama dengan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik dan Balai Besar Batik dan Kerajinan akan menyelenggarakan training pada tanggal 8 januari hingga 9 februari dengan total peserta 300 orang. Training ini khusus diperuntukkan bagi korban gempa 27 mei 2006.
Ga biasanya bos nyuruh ikut hadir di pembukaan training-training, dalam satu tahun minimal ada 5 training yang jadi "tanggung jawab" bos ku. Training di seluruh Indonesia pula. Mungkin karena ini TKT=Tempat Kejadian Training adalah daerahku sendiri dimana ku juga jadi korban gempa walau ga parah, artinya masih punya rumah- baru deh aku disuruh ikut hadir.
Ku cuma bisa menghabiskan waktu 2 hari 1 malam saja di rumah, hal ini karena peraturan kantor yaitu tanggal tiket tidak boleh berbeda antara bos dan sekretarisnya, bahkan harga tiket juga harus sama, tetapi kalau beda jam sih ga masalah.
Banyak misi pribadi yang dibawa ke Yogya, belanja kebutuhan calon ponakan, bawa barang2 alias makanan or lauk yang dipesen adikku antara lain rengginan dan rambutan hasil halaman rumah! Bahkan kalau aku pulang pagi hari dia malah mo nitip dibelikan bermacam bubur dari pasar sebelah rumah, walaaahhhh, untung ku pulang petang/malam hari. Terus nyari buku atau setidaknya memfotocopi kamus bahasa kawi karangan pak Purwadi, sang rektor ISBUJA karena stok buku sudah habis jadi ya terpaksa berburu ke perpus buat di fotocopi.
Kalo misiku sendiri sih paling beli buku NH Dini dan beberapa buku lain, kalau d Yogya kan lebih murah, ada diskon2 nya he hee. Trus beli sprei, beli baju batik, beli abon etc dan tentu sedikit oleh2. Habis dehh duit jatah perjalanan dinas. Tak apa lahh.
Ohya ... karena musibah Adam Air, beruntunglah ku akan naik Garuda, yah setidaknya merasa lebih aman, semoga perjalanan lancar dan selamat sampai di Jakarta kembali. Ibu ku lah terutama yang merasa lebih tenang karenanya.
Just wait for my report on newest conditions of Yogyakarta after the eartquake. C U